Jumat, 17 September 2010

Kampoeng Renungan Harian

Pilihan Hidup
bacaan : 1 Korintus 15:35-37.42-49
Mazmur : 56:10-14
Injil : Lukas 8:4-15

selamat Pagi, saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan.

suatu ketika, beberapa mahasiswa-mahasiswi melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di daerah-daerah. banyak pikiran yang selalu menghantui mereka, tentang apa yang akan dilakukan pada saat tiba di daerah setempat. karena mereka belum mengetahui situasi dan kondisi daerah yang menjadi tempat KKN. tatkala ketika sampai di daerah tersebut, dan disambut oleh kepala desa, mereka di ajak untuk menempati sebuah rumah bersama keluarga di daerah tersebut. perjalanan waktu dan kebersamaan di dallam keluarga yang ia alami adalah selalu membantu dan meringkan tugas dan pekerjaan dari keluarga tersebut, yakni salah satunya adalah menanam padi. seorang mahasiswa ini , belum pernah tahu bagaimana cara menanam padi di sawah, dan dengan penuh keyakinan, ia pun menanam sambil mendengarkan lagu. apa yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut? ia menanam padi dengan berjalan maju ke depan. apakah dalam sistem pertanian, menanam padi yang baik seperti itu? tentu saja ini adalah pekerjaan yang salah, dan justru merusak padi yang telah di tanam.

saudara-saudari yang dikasihi Tuhan.
sungguh indah menjadi manusia yang dapat bergerak, berbuat dan melakukan segala sesuatu dengan apa yang dipikirkannya. dalam kehidupan manusia kita selalu memiliki pandangan untuk terus menatap dan maju ke depan jika ingin sukses, dan jangan pernah menoleh ke belakang. pandangan ini tidak selamanya benar. artinya bahwa kehidupan manusia seperti roda yang berputar, kadang kala di atas dan kada kala di bawah, begitu pun dengan diri kita, tidak boleh untuk selalu hanya fokus ke depan, paling tidak mencoba untuk berjalan mundur, supaya kita mampu melihat ke belakang sebagai bahan pelajaran kita untuk mampu berjalan ke depan dengan baik.

saudara-saudari yang terkasih.
Apa yang dikatakan Yesus pada hari ini mengenai perumpaan menaburkan benih adalah suatu bukti nyata. tatkala sang penabur, menaburkan benihnya dengan sembarang, ia tidak tahu dimana benih itu akan jatuh, dan apakah benih yang ditabur itu akan tumbuh atau tidak? Hal yang sama ingin dikatakan kepada kita umat manusia, benih yang kita taburkan atau sabda Tuhan yang kita wartakan, jangan asal mewartakan, yakni kita menaburkan benih kepada semua umat manusia dengan melihat situasi dan kehidupan umat tersebut, agar apa yang kita tabur atau wartakan dapat tumbuh dengan baik.

semoga, sabda Tuhan hari ini dan apa yang kita renungkan bersama, mampu memberikan benih-benih baru yang baik dan mampu tumbuh untuk pertama kali di dalam hati kita masing-masing. Amin
(y_dith)


PELITA KEHIDUPAN
Bacaan 1: Amsal 3:27-34
Bacaan Injil: Lukas 8: 16-18
Hari/tanggal: Senin, 20 September 2010


Saudara-saudari yang terkasih.
Hari ini Yesus menyapa kita semua lewat Sabda-Nya supaya kita menjadi pelita yang mampu menerangi orang-orang di sekitar kita. menjadi pelita bukan berarti kita harus berubah menjadi lampu obor melainkan dengan cara hidup kiita sebagai seorang Kristiani yang setia dan penuh kasih adalah pelita kehidupan yang menerangi siapa saja disekitar kita. baik dalam masyrakat, keluarga, komunitas asrama, biara, ataupun di lingkungan Gereja.

Saudara-saudari yang terksih.
kita bisa bayangkan jika dalam sebuah rumah yang gelap atau anggap saja lampu mati, maka suasana menjadi gelap, didalam sebuah kegelapan tentunya kita sulit untuk melakukan aktivitas dan jika dunia yang kita tempati ini gelap gulita terus menerus maka tidak ada kehidupan.

Saudara-saudari yang terkasih.
Dengan demikian kegunaan sebuah cahaya sangat berarti bagi kelangsungan seluruh mahluk hidup. Yesus merupakan cahaya kehidupan yang memancarkan kasih-Nya kepada setiap umat-Nya, melaui hidup yang telah Ia ajarkan kepada para murid. kita sebagai anak-anak-Nya yang dipanggil secara khusus sebagai seorang pelayan Tuhan diharapkan mampu memberikan contoh dan teladan bagi sesama kita, baik nantinya bekerja di ladang Tuhan atau dimana pun kita berada. harapan Yesus ini benar-benar terwujud bila cara hidup kita berakar pada cara hidup-Nya.

Saudara-saudari yang terkasih.
Dengan demikian menjadi seorang Kristiani yang sejati hendaknya kita dalam hidup perlu menyadari akan panggilan kita sebagai pelayan Tuhan yang telah dimateraikan lewat pembabtisan. dan Injil hari ini menyadarkan kita supaya carta hidup kita menjadi contoh bagi orang lain. marilah kita menyadari dengan sungguh akan panggilan luhur kita sebagai orang Kristiani yang memberikan cahaya bagi orang lain lewat cara hidup harian kita.

Maka dengan demikian sebagai pertanyaan refleksi bagi kita apakah kita sudah menyadari akan panggilan kita sebagai orang Kristiani untuk melayani Tuhan dan memberi cahaya lewat cara hidup atau sebaliknya?????? " Panggilan kita adalah pilihan maka peliharalah".

Semoga Sabda Allah hari ini memampukan kita untuk lebih menyadari bahwa kita adalah Pelita yang menerangi diri kita dan sesama. Tuhan memberkati. Amin ( Ayu )

Tidak ada komentar: